Selasa, 10 Januari 2012

model kooperatf

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


A.    DASAR PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif (cooperatif Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
a.      Kelas Demokratis
Menurut konsep John Dewey , kelas seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih luas menjadi laboratorium begi pembelajaran kehidupan nyata.
Herbert Thelen mengatakan bahwa kelas seharusnya merupakan laboratorium atau miniatur demokrasi yang bertujuan mempelajari dan menyelidiki berbagai masalah sosial dan interpersonal.
b.      Hubungan Antar Kelompok
Mahkamah Agung AS menerbitkan keputusan behwa sekolah-sekolah negeri AS tidak boleh lagi beroperasi dengan kebijakan separate-but-equel, tetapi harus terintregasi secara rasial. Saat itu para pengmaat memperingatkan bahwa menempatkan orang-orang dengan latar belakang etnis dan rasial yang berbeda di lokasi yang sama tidak otomatis menangkal efek-efek prasangka atau mendukung penciptaan integrasi antarkelompok.
c.       Experiental Learning
Experiental Learning didasarkan pada tiga asumsi, adalah:
1.      Bila kita terlibat secara pribadi dalam pengalaman belajarnya
2.      Pengerahan harus ditemukan anda sendiri agar memiliki arti atau dapat membuat perbedaan pada perilaku kita
3.      Komitmen kita terhadap belajar dalam keadaan paling tinggi apabila kita bebas menentukan tujuan belajar kita sendiri dan beruasaha secara aktif untuk mencapainya dalam kerangka kerja tertentu.
d.      Teori Motivasi
Deatsch (1949)  dalam Slavin (2008) mengidentifikasi tiga struktur tujuan, yaitu:
1.      Kooperatif yaitu sebagai usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi konstribusi pada pencapaian tujuan anggota lain
2.      Kompetitif, yaitu sebagai uasaha berorientasi tujuan dari tiap individu yang mengahalangi pencepaian tujuan anggota lain
3.      Individualistik, adalah sebagai usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki keonsekuensi apapun pada pencapaian tuuan anggota lain.

B.     KONSEP POKOK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Community)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.






C.    CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) adalah:
1.      Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Inilah yang disebut saliang ketergantungan positif.
2.      Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka sangat penting karen asiswa merasa lebih mudah belajar dengan sesamanya (pengajaran teman sebaya).
3.      Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu adalah penilaian kelompok yang didasaakan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individu.
4.      Keterampilan menjalin hubungan antarke pribadi
Keterampilan sosial dalam mejalin hubunga antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru dan teman-temannya.

D.    PERBEDAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL

Kelompok belajar kooperatif
Kelompok belajar tradisional
Adanya saling ketergantungan positif
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok
Adanya akuntabilitas individu yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok
Akuntabilitas individ sering diabaikan sehingga tugas sering diborong oleh salah satu anggota kelompok
Kelompok belajar heterogen
Kelompok belajar homogen
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis / bergilir
Pemimpin kelompok ditentukan oleh guru / kelompok dengan cara masing-masing
Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong
Keterampilan sosial sering tidak diajarkan secara langsung
Saat pembelajaran berlangsung guru terus memantau melalui observasi dan intervensi
Observasi dan intervensi dilakukan guru pada saat belajar kelompok berlangsung
Guru memperhatkan langsung proses belajar kelompok
Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yahg sedang berlangsung
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas










E.     KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1.      Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
2.      Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
3.      Memudahkan siswa melakuakn penyesuaian sosial.
4.      Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan kemitmen.
5.      Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
6.      Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
7.      Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
8.      Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama  manusia
9.      Meningkatkan kemampuan memandang masalah
10.  Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik
11.  Meningkatkan  kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan.

F.     BEBERAPA METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1.      Metode STAD (Student Teams Achievement Division)
Dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins. Langkah-langkahnya:
1)      Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri 4 anggota.
2)      Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab.
3)      Secara individual tiap satu atau dua minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajarai.
4)      Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar dan memperoleh penghargaan.

2.      Metode Jigsaw
Dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari universitas Texas. Langkah-langkahnya adalah:
1)      Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
2)      Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
3)      Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatau bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu  disebut kelompok pakar (expert group)
4)      Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok para pakar kembali ke kelompok semula (home team) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.
5)      Setelah diadakan pertemuan dan diskusi pertemuan dan diskusi dalam “ home teams” para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
3.      Metode G (group investigation)
Langkah-langkahnya adalah:
1)      Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Siswa diorganisasikan menjadi kelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.
2)      Merencanakan kerja sama
Siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih.
3)      Siswa melaksanakan rencana yan telah dirumuskan pada langkah sebelumnya. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bentuan jika diperlukan.
4)      Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis baerbagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan dalam sustu penyajian yan menarik di depan kelas.
5)      Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan presentasi yan menarik dari bebagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai perspektif yang luas.
6)      Evaluasi selanjutnya
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai konstribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai sustu kesekuruhan.

4.      Metode Struktural
Dikembangkan oleh Spencer Kagan. Contoh-contoh teknik metode strukural:
1.      Mencari pasangan
a)      Pengertian
Yaitu teknik belajar mencari pasangan yakni siswa mencari pasangan sambil belajar mengenal suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan.
b)      Langkah teknik pembelajaran mencari pasangan:
(1)   Guru menyiapkan berbagai kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi review
(2)   Setiap siswa mendapat satu buah kartu
(3)   Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai katu yang cocok dengan kartunya.
(4)   Siswa juga bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang emmegang kartu yang cocok.
(5)   Setiap pasangan siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama
(6)   Presentasi hasil kelompok atau kuis






5.      Bertukar pasangan
a)      Pengertian
Yaitu teknik belajar yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain
b)      Langkah-langkahnya:
1)      Setiap siswa mendapatkan satu pasangan
2)      Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
3)      Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan lain
4)      Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan
5)      Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan semula.

6.      Berkirim salam dan soal
a)      Pengertian
Yaitu teknik mengajar berkirim soal dan salam yang memberikan siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterampilan mereka.
b)      Langkah-langkahnya:
1)      Guru membagi siswa dalam kelompok empat-empat, setiap kelompok ditugaskan menulis beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelomokmlain.
2)      Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang urusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya
3)      Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain
4)      Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok yang membuat soal.

7.      Bercerita berpasangan
a)      Pengertian
Yaitu teknik yang dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan bahan pelajaran.
b)      Langkah-langkahnya:
1)      Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua
2)      Pengajar memberikan pengenalan topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran hari itu.
3)      Siswa dipasangkan
4)      Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yan pertama sedangkan siswa yang  kedua menerima bagian yang kedua
5)      Kemudian siswa diminta membaca atau mendengarkan bagian mereka masing-masing
6)      Siswa diminta mencatat dan mendaftar beberapa kata yang ada dalam bagian masing-masing
7)      Setelah selesai membaca siswa saling menukar daftar kata dengan pasangan lain
8)      Sambil mengingat-omgat, masing-masing siswa berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca.




8.      Dua tinggal dua tamu
a)      Pengertian
Dikembangkan oleh Spencer Kagan. Struktur ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
b)      Langkah-langkahnya:
1)      Siswa dibagi ke dalam kelompok berempat
2)      Siswa bekerja sama dalam kelompok
3)      Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meningglakan kelompoknya dan bertamu ke dua kelompok lain
4)      Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka
5)      Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok semula dan melaporkan temuan dari kelompok lain
6)      Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

9.      Keliling Kelompok
a)      Pengertian
Yaitu masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan konstribusi pada mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain.
b)      Langkah-langkahnya:
1)      Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing
2)      Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing
3)      Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkan di tengah-tengah
4)      Jika kancing yang dimilikinya habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai rekannya juga menghabiskan kancing mereka
5)      Jika kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai kelompoklain boleh mengambil kesempatan untuk membagi kancing lagi dan mengulangi prosedur kembali

10.  Teknik tebak pelajaran
a)      Pengertian
Yaitu meyode yang dikembnagkan untuk menarik perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran.
b)      Langkah-langkahnya:
1)      Tulis atau tayangkan melalui LCD subject matter dari pelajaran yang akan disampaikan
2)      Mintalah kepada siswa untuk manuliskan kata-kata kunci apa saja yang diprediksi muncul dari materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru
3)      Selama proses pembelajaran siswa diminta menandai hasil prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan siswa
4)      Di akhir pembelajaran tanyakan berapa jumlah tebakan mereka yang benar





11.  Teknik Team Quiz (TQ) dalam Pembelajaran
a)      Pengertian
Adalah teknik pembelajaran dengan memainkan topik-topik yang diajarkan kepada siswa yang dibagi dalam beberapa kelompok.
b)      Langkah-langkahnya:
1)      Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam 3 bagian.
2)      Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaiu A, B, dan C
3)      Sampaikan kepada siswa mulai penyampaian pelajaran kemudian mulai penyampaian materi (10 menit)
4)      Setelah itu, mintalah kelompok A menyiapkan pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelomok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi cacatan mereka
5)      Mintalah kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat mejawab pertanyaan maka pertnyaan tersebut dilempar ke kelompok C.
6)      Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelomok C tidak bisa menjawab, lemparkan ke kelompok B
7)      Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B untuk menjadi kelomopk penanya
8)      Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan penyampaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya
9)      Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar